Glitter Text Generator at TextSpace.net

Kamis, 09 Januari 2014

Rangkuman Tulisan 1,2,3 Psikologi Manajemen

Nama   : Rindy Chairunisa
Npm    : 18511041
Kelas   : 3PA08

Tulisan 1
**Definisi Komunikasi**



Menurut para ahli,  Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).

**Dimensi Komunikasi**

Dimensi komunikasi diantaranya yaitu:

Komunikasi sebagai multidimensional
Jika komunikasi dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Dimensi isi: lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang tegal berbicara dengan orang sunda pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan: menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan. Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.

**Definisi Leadership**



Menurut para ahli, Koentjaraningrat kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu orang yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

**Teori kepemimpinan**

1.      Teori X dan Y (Douglas McGregor)

            Teori Organisasi Klasik adalah tesis Douglas McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia, yang pertama dasarnya negatif yaitu Teori X dan yang dasarnya positif yaitu Teori Y. Teori X dan Teori Y yang ia ajukan dalam memandang manusia (pegawai). Setelah meninjau bagaimana manajer berhubungan dengan pegawai, McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer seputar sifat manusia didasarkan pada kelompok asumsi tertentu dan ia cenderung memperlakukan pegawai berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Asumsi ini dapat bersifat negatif (Teori X) atau positif (Teori Y).
Teori X dari McGregor bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:

a.       Tidak menyukai bekerja.
b.      Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah.
c.       Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.
d.      Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
e.       Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisasi..

Kebalikan dari pandangan yang negatif terhadap manusia, McGregor menempatkan empat asumsi lain yang disebut Teori Y:
a.       Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
b.      Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
c.       Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
d.      Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.

2.      Teori Sistem 4 dari Rensis Likert
Teori Empat Sistem adalah salah satu teori komunikasi yang mengkaji hubungan antar manusia melalui hasil dari produksinya yang dilihat dari kacamata manajemen. Empat sistem manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert tersebut terdiri dari:
·         Sistem pertama, otoritatif dan eksploitif: Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
·         Sistem kedua, otoritatif dan benevolent: Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
·         Sistem ketiga, konsultatif: Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
·         Sistem keempat, partisipatif: Sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.

3.      Theory of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum & Scmidt
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.

1.      Kepemimpinan Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior”. Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
2.      Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan”. Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
3.      Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan”. Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
4.      Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok”. Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
5.      Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan”. Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
6.      Kepemimpinan Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar”. Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7.      Kepemimpinan Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup”. Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.

Tulisan 2

**MOTIVASI**


**Pengertian Motivasi**
Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2004:200). Sedang menurut Plotnik (2005:328), motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologis dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
            Selanjutnya menurut Walgito motivasi mengandung 3 aspek, yaitu:
a.       Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir dan ingatan).
b.      Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
c.       Sasaran atau tujuan yang dikerjar oleh perilaku tersebut.

**Teori-Teori Motivasi**

1.      Teori Drive (Reinforcement)
Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut: ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan.
Contoh: karyawan kelurahan pada bagian keuangan menjadi karyawan teladan karena setiap tahunnya kelurahan memberi bantuan beasiswa akademik kepada anak-anak dari beberapa karyawan teladan. Selain itu setiap akhir tahun, karyawan dan manager teladan akan mendapat hadiah bonus yang berupa uang.
2.      Teori Harapan
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut.
Contoh: seorang sales barang elektronik berupaya meraih taget penjulan elektronik untuk mendapatkan bonus berupa uang dan sertifikat dari perusahannya. Dalam teori harapan, sales tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi target karena ingin mendapatkan uang dan sertifikat.
 3.      Teori Tujuan

Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga munculah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
Contoh: pada umumnya disetiap sekolah menengah atas sebelum akan diselenggarakannnya ujian nasional pihak sekolah akan mewajibkan siswa-siswinya untuk mendapatkan pelajaran tambahan atau pendalaman materi di sekolahnya. Ini bertujuan agar siswa-siswinya terlatih dengan soal-soal yang dipelajarinya dan bisa lulus dalam ujian nasionalnya.
4.      Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow

 Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhierarki, meliputi:
1    1.  Kebutuhan-kebutuhan fisik (the phsyiological needs), misalnya: makanan, air seks dan tidur.
      2. Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs), misalnya: perlindungan dari kejahatan.
    3. Kebutuhan rasa cinta dan diterima (the love belongingness needs), misalnya: affiliasi dengan individu-individu lain, dan diterima oleh individu-individu lain.
   4. Kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs), misalnya: prestasi, kompetensi, memperoleh pengakuan dan penghargaan.
     5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs), misalnya: pemenuhan potensi keunikan.
Contoh: jika seorang wanita mempunyai satu pekerjaan yang tetap, atau tahu bahwa dia akan mendapatkan pekerjaan lainnya bila ia kehilangan pekerjaan satunya (kebutuhan rasa amannya terpenuhi), kebutuhan akan rasa dimiliki dan dicintai datang kemudian. Dia sekarang dimotivasi oleh kebutuhannya untuk sukses dan merasa dirinya berharga. Akhirnya, jika semua kebutuhannya telah terpenuhi, tujuannya akan menjadi sesuatu dimana dia dapat melakukannya dengan baik dan menikmatinya. Dia akan dipuaskan oleh kebutuhannya untuk merealisasikan potensinya dan dia akan menjadi orang yang dapat mengaktualisasikan diri.


**Artikel**
Analisis:
Pada arikel di atas menurut saya dapat dikaitkan dengan teori motivasi harapan. Yaitu pemain timnas U-19, Ilham Udin Armaiyn keberhasilannya atas kerja keras dan latihan sebagai pemain timnas tidak sia-sia. Ia berhasil membawa Timnas U-19 menjuarai piala AFF. Sebagai pemain terbaik ia mendapatkan bonus uang Rp 100 juta dan penghargaan dari Ketua DPD Partai Golkar Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus. Ilham dapat menjalankan tingkat upaya yang tinggi yang mungkin sebelumnya ia hanya pemain sepak bola biasa dan berkat keseriusan dan motivasi yang tinggi akhirnya ia bisa terpilih menjadi pemain timnas. Ilham berhasil menyumbangkan satu gol bagi Timnas Indonesia yang berhasil menang 2-0 atas Timor Leste. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
  
Tulisan 3

Mengendalikan Fungsi Manajemen

**Definisi Mengendalikan atau Controlling**



Menurut para ahli Henri Fayol, pengendalian adalah suatu usaha terdiri dari melihat segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang. Kemudian menurut EFL Breach, pengendalian juga memeriksa kinerja saat ini terhadap yang telah ditentukan standar yang terdapat dalam rencana, dengan tujuan untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan. Sedangkan menurut Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan tujuan dan rencana dibuat untuk mencapai mereka yang dicapai.

** Langkah-Langkah dalam Control**






Langkah-langkah dalam pengendalian (control) yaitu:
1.      Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2.      Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3.      Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standard dan menentukan penyimpangan jika ada.
4.      Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
** Tipe-Tipe Control dalam Manajemen**

Tipe-tipe pengendalian (control) dalam manajemen dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Pengendalian preventif (Prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategik dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2.      Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3.      Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
** Control Proses Manajemen**


Suatu proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antar manajer dan manajer dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut yaitu:
·      Perencanaan Strategi. Perencanaan strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
·      Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
·      Pelaksanaan. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
·      Evaluasi Kerja. Prestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sumber:
1.      Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
2.      sriherwindya.staff.uns.ac.id/files/2010/07/definisi.doc
6.      Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
7.      Riyanti, Dwi B.P, Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Flying Cute Pink Butterfly Pink Clover