Nama : Rindy Chairunisa
NPM : 18511041
Kelas : 3PA08
MENGENDALIKAN
FUNGSI MANAJEMEN
**Definisi
Mengendalikan atau Controlling**
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajerial
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan. Pengendalian merupakan
adalah fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan
korektif sehingga penyimpangan dari standar diminimalkan dan menyatakan tujuan
organisasi dicapai dengan cara yang diinginkan. Menurut konsep modern, kontrol
adalah tindakan yang sebelumnya mengetahui, sedangkan konsep awal pengendalian
digunakan hanya ketika kesalahan terdeteksi. Kontrol dalam manajemen berarti
menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil tindakan korektif.
Menurut para ahli Henri Fayol, pengendalian
adalah suatu usaha terdiri dari melihat segala sesuatu yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan
agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang. Kemudian menurut EFL Breach,pengendalian juga memeriksa kinerja saat ini
terhadap yang telah ditentukan standar yang terdapat dalam rencana, dengan
tujuan untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.
Sedangkan menurut Harold Koontz,pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja
dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan tujuan dan rencana dibuat untuk
mencapai mereka yang dicapai.
** Langkah-Langkah dalam Control**
Langkah-langkah dalam pengendalian (control) yaitu:
1.Menentukan standar-standar
yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2.Mengukur pelaksanaan atau
hasil yang telah dicapai.
3.Membandingkan pelaksanaan
atau hasil dengan standard dan menentukan penyimpangan jika ada.
4.Melakukan tindakan
perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan
rencana.
** Tipe-Tipe Control dalam Manajemen**
Tipe-tipe pengendalian (control) dalam manajemen dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1.Pengendalian preventif
(prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
perumusan strategik dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2.Pengendalian operasional
(Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.
3.Pengendalian kinerja. Pada
tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan
tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
** Control Proses Manajemen**
Pengendalian manajemen melibatkan hubungan antara atasan-bawahan.
Pengendalian dilakukan melalui tingkat atas hingga ke bawah. Proses ini
meliputi aktivitas komunikasi, motivasi dan evaluasi.
Suatu proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antar manajer
dan manajer dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut yaitu:
·Perencanaan Strategi. Perencanaan
strategi adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan
suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber
daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa
tahun yang akan datang.
·Penyusunan Anggaran.
Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk
pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
·Pelaksanaan. Selama tahun
anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi
tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan
informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur
kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
·Evaluasi Kerja. Pestasi
kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif tidaknya suatu pusat
pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Motif berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal (misalnya ingin belajar dengan baik agar mendapat lapangan pekerjaan dengan gaji yang baik), maupun faktor internal (lapar ingin makan, haus ingin minum). Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Walgito, 2004:200). Sedang menurut Plotnik (2005:328), motivasi mengacu pada berbagai faktor fisiologis dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Selanjutnya menurut Walgito motivasi mengandung 3 aspek, yaitu:
a.Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir dan ingatan).
b.Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
c.Sasaran atau tujuan yang dikerjar oleh perilaku tersebut.
Sedangkan menurut Plotnik seseorang yang termotivasi menunjukkan tiga cirri sebagai berikut:
a.Anda terdorong berbuat atau melaksanakan sesuatu kegiatan.
b.Anda lanngsung mengarahkan energy anda untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
c.Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.
Teori-Teori Motivasi
1.Teori Drive (Reinforcement)
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai “teori-teori dorongan tentang motivasi”: perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya, Freud (1940/1949) mendasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, atau dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (Teori ini akan diterangkan secara lebih detail dalam bab Kepribadian). Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut: ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1.Suatu keadaan yang mendorong,
2.Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong,
3.Pencapaian tujuan yang memadai, dan
4.Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai.
Contoh: karyawan kelurahan pada bagian keuangan menjadi karyawan teladan karena setiap tahunnya kelurahan memberi bantuan beasiswa akademik kepada anak-anak dari beberapa karyawan teladan. Selain itu setiap akhir tahun, karyawan dan manager teladan akan mendapat hadiah bonus yang berupa uang.
2.Teori Harapan
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Menurut Vroom (dalam Donovan, 2001), orang termotivasi untuk melakukan perilaku tertentu berdasarkan tiga persepsi : Expectancy : seberapa besar kemungkinan jika mereka melakukan perilaku tertentu mereka akan mendapatkan hasil kerja yang diharapkan (yaitu prestasi kerja yang tinggi Instrumentality : seberapa besar hubungan antara prestasi kerja dengan hasil kerja yang lebih tinggi (yaitu penghasilan, baik berupa gaji ataupun hal lain yang diberikan perusahaan seperti asuransi kesehatan, transportasi, dsb) Valence : seberapa penting si pekerja menilai penghasilan yang diberikan perusahaan kepadanya
Contoh: Seorang sales barang elektronik berupaya meraih taget penjulan ekeltronik untuk mendapatkan bonus berupa uang dan sertifikat dari perusahannya. Dalam teori harapan, sales tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi target karena ingin mendapatkan uang dan sertifikat.
3.Teori Tujuan
Teori ini menyatakan bahwa mencapai tujuan sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja karena mencapai tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkay sebagai berikut :
a. Ia akan berorientasi pada hal-hal yang diperlukan
b. Ia akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut c. Tugas-tugas sebisa mungkin akan diselesaikan d. Semua jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
Contoh: pada umumnya disetiap sekolah menengah atas sebelum akan diselenggarakannnya ujian nasional pihak sekolah akan mewajibkan siswa-siswinya untuk mendapatkan pelajaran tambahan atau pendalaman materi di sekolahnya. Ini bertujuan agar siswa-siswinya terlatih dengan soal-soal yang dipelajarinya dan bisa lulus dalam ujian nasionalnya.
4.Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang ditungkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhierarki, meliputi: 1)Kebutuhan-kebutuhan fisik (the phsyiological needs), misalnya: makanan, air seks dan tidur. 2)Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs), misalnya: perlindungan dari kejahatan. 3)Kebutuhan rasa cinta dan diterima (the love belongingness needs), misalnya: affiliasi dengan individu-individu lain, dan diterima oleh individu-individu lain. 4)Kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs), misalnya: prestasi, kompetensi, memperoleh pengakuan dan penghargaan. 5)Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs), misalnya: pemenuhan potensi keunikan.
Kebutuhan-kebutuhan yang mucul dalam urutan, dari yang terendah sampai yang tertinggi, dengan kebutuhan fisik sebagai kebutuhan pertama dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan yang terakhir, selama seseorang berkembang secara normal. Dari rendah ke tinggi, ini juga urutan hal-hal yang harus dipuaskan. Dengan kata lain, kebutuhan fisiologis harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum kebutuhan lain dapat ditemukan, kebutuhan akan rasa aman datang sebelum kebutuhan yang lebih tinggi muncul.
Contohnya jika seorang wanita mempunyai satu pekerjaan yang tetap, atau tahu bahwa dia akan mendapatkan pekerjaan lainnya bila ia kehilangan pekerjaan satunya (kebutuhan rasa amannya terpenuhi), kebutuhan akan rasa dimiliki dan dicintai datang kemudian. Dia sekarang dimotivasi oleh kebutuhannya untuk sukses dan merasa dirinya berharga. Akhirnya, jika semua kebutuhannya telah terpenuhi, tujuannya akan menjadi sesuatu dimana dia dapat melakukannya dengan baik dan menikmatinya. Dia akan dipuaskan oleh kebutuhannya untuk merealisasikan potensinya dan dia akan menjadi orang yang dapat mengaktualisasikan diri.
Artikel:
Ilham Akan Dapat Bonus Rp 100 juta
TERNATE, Kompas.com- Pemain timnas U-19, Ilham Udin Armaiyn, akan mendapat bonus Rp 100 juta dari Ketua DPD Partai Golkar Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus. Ini menjadi bagian dari penghargaan atas kesuksesannya ikut membawa timnas U-19 menjuarai Piala AFF U-19, Minggu (22/9/2013).
"Ketua DPD Golkar Malut juga memberikan bonus kepada orangtua pemain asal Ternate itu berupa ongkos naik haji (ONH)," kata Ketua Bidang Komunikasi DPD Partai Golkar Malut, Syawaluddin Damopolii di Ternate, Senin (23/9/2013).
Bonus uang tunai dan ONH tersebut akan diserahkan Ketua DPD Partai Golkar Malut yang juga Bupati Kepulauan Sula itu pada 27 September 2013 atau bertepatan dengan pembukaan kejuaraan sepak bola AHM Cup di Ternate.
Ia mengatakan, DPD Golkar Malut sangat berkepentingan mengembangkan semua olahraga, termasuk sepak bola, demi meningkatkan prestasi para remaja dan pemuda di Malut.
Syawaluddin mengatakan, kehadiran Ilham sebagai salah satu pemain yang berhasil membawa Timnas U-19 menjuarai piala AFF harus diberi penghargaan. Karena selain menjadi pemain timnas, Ilham merupakan putra daerah asal Malut yang bisa bermain di pentas internasional.
DPD Golkar Malut juga akan menggelar turnamen AHM Cup sebagai salah satu ajang mencari pemain-pemain muda potensial untuk dibina pelatih asing yang akan didatangkan kemudian.
"Kepedulian AHM dalam turnamen ini adalah mencari pemain muda, sehingga bisa menjadi pemain terbaik yang berprestasi di dunia sepak bola, karena turnamen AHM ini akan mencari pemain muda terbaik kemudian disekolahkan di Inggris dan Belanda, sehingga pemain terbaik seperti Ilham Udin Armaiyn juga bisa lahir dari Malut," ujarnya.
Ilham merupakan satu-satunya pemain kebanggaan kelahiran Lelei, Kabupaten Halmahera Selatan, yang menjadi penentu bagi timnas Indonesia setelah mencetak satu gol ke gawang Malaysia dengan hasil akhir 1-1, sehingga membawa Indonesia ke semifinal berhadapan dengan Timor Leste.
Pada babak semifinal tersebut, Ilham juga berhasil menyumbangkan satu gol bagi Timnas Indonesia yang berhasil menang 2-0 atas Timor Leste tersebut dan di babak final melawan Vietnam ia berhasil membawa Indonesia sebagai juara lewat adu penalti setelah menunggu 22 tahun lamanya sejak Indonesia meraih emas di SEA Games Manila.
Pada arikel di atas menurut saya dapat dikaitkan dengan teori motivasi harapan. Yaitu pemain timnas U-19, Ilham Udin Armaiyn keberhasilannya atas kerja keras dan latihan sebagai pemain timnas tidak sia-sia. Ia berhasil membawa Timnas U-19 menjuarai piala AFF. Sebagai pemain terbaik ia mendapatkan bonus uang Rp 100 juta dan penghargaan dari Ketua DPD Partai Golkar Maluku Utara Ahmad Hidayat Mus. Ilham dapat menjalankan tingkat upaya yang tinggi yang mungkin sebelumnya ia hanya pemain sepak bola biasa dan berkat keseriusan dan motivasi yang tinggi akhirnya ia bisa terpilih menjadi pemain timnas. Ilham berhasil menyumbangkan satu gol bagi Timnas Indonesia yang berhasil menang 2-0 atas Timor Leste. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi tersebut.
Sumber:
1.Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
2.Riyanti, Dwi B.P, Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
komunikasi karena komunikasi merupakan bagian terpenting dari sistem kehidupan
sosial manusia.
Menurut para ahli,Pawito dan C
Sardjono (1994 : 12) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana
suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber
kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan,
sikap dan atau perilaku overt
lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi
yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
Pakar komunikasi, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai
transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu
proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya
beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap
proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain
(Suprapto, 2006 : 5).
**Dimensi Komunikasi**
·Komunikasi sebagai multidimensional
Jika komunikasi
dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat
diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan
(relationship dimension).
Dimensi isi : lebih menunjukkan pada
kata, bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang tegal
berbicara dengan orang sunda pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda
disinilah dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi. Dimensi hubungan : menunjukkan
bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh
diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa
yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan.
Itu dilihat dari dimensi hubungan. Asumsi dasar hubungan multidimensional
adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa
mempengaruhi komponen yang lainnya.
·Komunikasi sebagai transaksional
Komunikasi tidak
pernah terjadi tanpa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan
timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
·Komunikasi sebagai aktivitas social
Hubungan
antar sesama manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan
aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya,
seni dan teknologi.
**Definisi Leadership**
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu
terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian
yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Menurut para ahli,
Koentjaraningrat kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang (yaitu
pemimpin atao leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu orang yang dipimpin
atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Adapun tugas-tugas
pokok seorang pemimpin, yaitu:
a.Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat
dijadikan pegangan bagi pengikut-pengikutnya.
b.Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku
warga masyarat yang dipimpinnya.
c.Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar
kelompok yang dipimpin.
**Teori kepemimpinan**
1.Teori X dan Y (Douglas McGregor)
Teori Organisasi
Klasik adalah tesis Douglas McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan
tentang manusia, yang pertama dasarnya negatif yaitu Teori X dan yang dasarnya
positif yaitu Teori Y. Teori X dan Teori Y yang ia ajukan dalam memandang
manusia (pegawai). Setelah meninjau bagaimana manajer berhubungan dengan
pegawai, McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer seputar sifat manusia
didasarkan pada kelompok asumsi tertentu dan ia cenderung memperlakukan pegawai
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Asumsi ini dapat bersifat negatif (Teori X)
atau positif (Teori Y).
Teori X dari McGregor
bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
a.Tidak menyukai bekerja.
b.Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung
jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah.
c.Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi.
d.Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
e.Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk
mncapai tujuan organisasi..
Kebalikan dari
pandangan yang negatif terhadap manusia, McGregor menempatkan empat asumsi lain
yang disebut Teori Y:
a.Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat
memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan,
jika keadaan sama-sama menyenangkan.
b.Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak
bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
c.Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan
persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan.
d.Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan
social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat
kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
e.Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam
bekerja jika dimotivasi secara tepat.
Implikasi dari Teori X dan Teori Y McGregor
terhadap organisasi adalah bahwa asumsi-asumsi Teori Y lebih dapat diterima dan
dapat menuntun manajer dalam mendesain organisasi dan memotivasi para pegawai.
Tahun 1960-an antusiasme pekerja cukup tinggi untuk berpartisipasi dalam proses
pembuatan keputusan organisasi, penciptaan tanggung jawab dan tantangan
pekerjaan, termasuk pembangunan hubungan kelompok-kelompok kerja yang lebih
baik. Antusiasme ini, sebagian besar, diakibatkan oleh Teori Y dari McGregor.
2.Teori Sistem 4 dari Rensis Likert
Teori Empat Sistem adalah salah satu teori komunikasi yang
mengkaji hubungan antar manusia melalui hasil dari produksinya yang dilihat
dari kacamata manajemen. Empat sistem manajemen yang dikembangkan oleh Rensis
Likert tersebut terdiri dari:
a.Sistem
pertama, otoritatif dan eksploitif : Manajer membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
b.Sistem
kedua, otoritatif dan benevolent: Manajer tetap menentukan perintah-perintah,
tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap
perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan.
c.Sistem
ketiga, konsultatif: Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
Bawahan dapat membuat keputusankeputusan mereka sendiri tentang cara
pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan
daripada ancaman hukuman.
d.Sistem
keempat, partisipatif : Sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara
bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan
keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang
membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat
dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya
mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan
kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.
3.Theory of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum &
Scmidt
Pada tahun 1957,
Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt menulis salah satu artikel yang paling
revolusioner yang pernah muncul dalam The Harvard Business Review. Artikel ini,
berjudul “Bagaimana Memilih sebuah Pola Kepemimpinan, adalah signifikan dalam
bahwa itu menunjukkan gaya kepemimpinan adalah pilihan manajer. Di bagian atas
diagram di bawah ini anda akan melihat akrab “Hubungan Oriented” dan “Tugas
Berorientasi” kontinum, yang juga diberi label “Demokrasi” dan “otoriter.”
Diagram menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir demokratis
diagram, manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir otoriter diagram
kita melihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber otoritas. Kita pergi dari
otoritas buruh untuk otoritas manajer. Berkaitan dengan masalah gaya
kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat demokratis terhadap
bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan kontrol. untuk
tujuan analisis mereka telah menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan
mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi
lain, yang mereka sebut bos s-berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti
orang lain model kepemimpinan berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk
analisis dan pilihan individu.
Para penulis
mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola
kepemimpinan:
1.Kekuatan di manajer
(egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)
2.kekuatan di bawahan
(egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari pemimpin)
3.kekuatan dalam
situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim
organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang
diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan
angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi
definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan. Demokrasi
(hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan
wewenang oleh bawahan. Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang
ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.
Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya
demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
1.Kepemimpinan
Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh
superior” . Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan
dan seberapa sering untuk bertemu.
2.Kepemimpinan
Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk
membuat keputusan”. Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus
memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari
adalah yang terbaik.
3.Kepemimpinan
Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka
pemimpin membuat keputusan”. Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan
hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan
bertemu.
4.Kepemimpinan
Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat
berubah oleh kelompok”. Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu
akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang
mungkin lebih baik.
5.Kepemimpinan
Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan”. Contoh:
Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu
untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki
pertanyaan.
6.Kepemimpinan
Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa
keputusan yang benar”. Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa
mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim
bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7.Kepemimpinan
Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup”. Contoh:
Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka
atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim
Sumber:
1.Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.