Nama : Rindy Chairunisa
Npm : 18511041
Kelas : 3PA08
Tulisan 1
**Definisi
Komunikasi**
Menurut para ahli, Pawito dan C Sardjono (1994 : 12)
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan
dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada
penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap
dan atau perilaku overt lainnya.
Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu
sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
**Dimensi
Komunikasi**
Dimensi komunikasi
diantaranya yaitu:
Komunikasi sebagai multidimensional
Jika komunikasi dilihat dari perspektif
multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat diidentifikasikan yakni dimensi isi
(contet dimension) dan dimesi hubungan (relationship dimension).
Dimensi isi: lebih menunjukkan pada kata,
bahasa dan informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang tegal berbicara
dengan orang sunda pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah
dimensi isi menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan: menunjukkan bagaimana
proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih dengan contoh diatas
dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka berinteraksi, media apa yang
mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat
dari dimensi hubungan. Asumsi dasar hubungan multidimensional adalah bahwa
sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi komponen
yang lainnya.
**Definisi
Leadership**
Menurut para ahli, Koentjaraningrat
kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau
leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu orang yang dipimpin atau
pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana
dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
**Teori
kepemimpinan**
1.
Teori X dan Y
(Douglas McGregor)
Teori Organisasi Klasik adalah tesis Douglas
McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia, yang pertama
dasarnya negatif yaitu Teori X dan yang dasarnya positif yaitu Teori Y. Teori X
dan Teori Y yang ia ajukan dalam memandang manusia (pegawai). Setelah meninjau
bagaimana manajer berhubungan dengan pegawai, McGregor menyimpulkan bahwa
pandangan manajer seputar sifat manusia didasarkan pada kelompok asumsi
tertentu dan ia cenderung memperlakukan pegawai berdasarkan asumsi-asumsi
tersebut. Asumsi ini dapat bersifat negatif (Teori X) atau positif (Teori Y).
Teori X dari McGregor
bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:
a.
Tidak menyukai bekerja.
b.
Tidak menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung
jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah.
c.
Mempunyai kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi.
d.
Hanya membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
e.
Harus diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk
mncapai tujuan organisasi..
Kebalikan dari pandangan yang negatif
terhadap manusia, McGregor menempatkan empat asumsi lain yang disebut Teori Y:
a.
Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat
memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan
aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada
perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
b.
Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak
bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
c.
Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan
persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh
karyawan.
d.
Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan
social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat
kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
2.
Teori Sistem 4 dari
Rensis Likert
Teori Empat Sistem adalah salah satu teori komunikasi yang mengkaji hubungan antar manusia melalui
hasil dari produksinya yang dilihat dari kacamata manajemen. Empat sistem
manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert tersebut terdiri dari:
·
Sistem pertama, otoritatif dan eksploitif: Manajer
membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para
bawahan untuk melaksanakannya.
·
Sistem kedua, otoritatif dan benevolent: Manajer tetap
menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan
komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
·
Sistem ketiga, konsultatif: Manajer
menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu
didiskusikan dahulu dengan bawahan.
·
Sistem keempat, partisipatif: Sistem yang paling ideal
menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
3.
Theory of Leadership
Pattern Choice dari Tannenbaum & Scmidt
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi
oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di
bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari
masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
1.
Kepemimpinan
Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh
superior”. Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan
seberapa sering untuk bertemu.
2.
Kepemimpinan
Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk
membuat keputusan”. Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus
memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari
adalah yang terbaik.
3.
Kepemimpinan
Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka
pemimpin membuat keputusan”. Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan
hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan
bertemu.
4.
Kepemimpinan
Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat
berubah oleh kelompok”. Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu
akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang
mungkin lebih baik.
5.
Kepemimpinan
Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan”. Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa
ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin
kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
6.
Kepemimpinan
Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa
keputusan yang benar”. Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa
mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim
bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7.
Kepemimpinan
Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup”. Contoh:
Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka
atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.
Tulisan 2
**MOTIVASI**
**Pengertian Motivasi**
Motivasi
adalah keadaan dalam diri individu atau organism yang mendorong perilaku ke
arah tujuan (Walgito, 2004:200). Sedang menurut Plotnik (2005:328), motivasi
mengacu pada berbagai faktor fisiologis dan psikologi yang menyebabkan
seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Selanjutnya menurut Walgito motivasi
mengandung 3 aspek, yaitu:
a. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam
diri organism yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan
mental (berpikir dan ingatan).
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan
tersebut.
c. Sasaran atau tujuan yang dikerjar oleh perilaku
tersebut.
**Teori-Teori Motivasi**
1. Teori Drive
(Reinforcement)
Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut: ketika suatu keadaan dorongan
internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan
mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada
manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan
apabila dapat menyenangkan dan memuaskan.
Contoh: karyawan
kelurahan pada bagian keuangan menjadi karyawan teladan karena setiap tahunnya
kelurahan memberi bantuan beasiswa akademik kepada anak-anak dari beberapa
karyawan teladan. Selain itu setiap akhir tahun, karyawan dan manager teladan
akan mendapat hadiah bonus yang berupa uang.
2. Teori
Harapan
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa
kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu
bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti
oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi
individu tersebut.
Contoh:
seorang sales barang elektronik berupaya meraih taget penjulan elektronik untuk
mendapatkan bonus berupa uang dan sertifikat dari perusahannya. Dalam teori
harapan, sales tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi target
karena ingin mendapatkan uang dan sertifikat.
3.
Teori Tujuan
Teori
ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas
dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang
tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga munculah apa yang disebut
dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
Contoh: pada
umumnya disetiap sekolah menengah atas sebelum akan diselenggarakannnya ujian
nasional pihak sekolah akan mewajibkan siswa-siswinya untuk mendapatkan
pelajaran tambahan atau pendalaman materi di sekolahnya. Ini bertujuan agar
siswa-siswinya terlatih dengan soal-soal yang dipelajarinya dan bisa lulus
dalam ujian nasionalnya.
4. Teori
Hierarki Kebutuhan dari Maslow
1 1. Kebutuhan-kebutuhan fisik (the phsyiological needs), misalnya: makanan, air seks dan tidur.
2. Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs), misalnya: perlindungan dari kejahatan.
3. Kebutuhan rasa cinta dan diterima (the love belongingness needs), misalnya:
affiliasi dengan individu-individu lain, dan diterima oleh individu-individu
lain.
4. Kebutuhan akan penghargaan (the self-esteem needs), misalnya: prestasi, kompetensi, memperoleh
pengakuan dan penghargaan.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs), misalnya: pemenuhan potensi
keunikan.
Contoh: jika
seorang wanita mempunyai satu pekerjaan yang tetap, atau tahu bahwa dia akan
mendapatkan pekerjaan lainnya bila ia kehilangan pekerjaan satunya (kebutuhan
rasa amannya terpenuhi), kebutuhan akan rasa dimiliki dan dicintai datang
kemudian. Dia sekarang dimotivasi oleh kebutuhannya untuk sukses dan merasa
dirinya berharga. Akhirnya, jika semua kebutuhannya telah terpenuhi, tujuannya
akan menjadi sesuatu dimana dia dapat melakukannya dengan baik dan
menikmatinya. Dia akan dipuaskan oleh kebutuhannya untuk merealisasikan
potensinya dan dia akan menjadi orang yang dapat mengaktualisasikan diri.
**Artikel**
Analisis:
Pada arikel di atas menurut saya dapat dikaitkan dengan teori
motivasi harapan. Yaitu pemain timnas U-19, Ilham Udin Armaiyn keberhasilannya
atas kerja keras dan latihan sebagai pemain timnas tidak sia-sia. Ia berhasil
membawa Timnas U-19 menjuarai piala AFF. Sebagai pemain terbaik ia mendapatkan
bonus uang Rp 100 juta dan penghargaan dari Ketua DPD Partai Golkar Maluku
Utara Ahmad Hidayat Mus. Ilham dapat menjalankan tingkat upaya yang tinggi yang
mungkin sebelumnya ia hanya pemain sepak bola biasa dan berkat keseriusan dan
motivasi yang tinggi akhirnya ia bisa terpilih menjadi pemain timnas. Ilham
berhasil menyumbangkan satu gol bagi Timnas Indonesia yang berhasil menang 2-0
atas Timor Leste. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila
ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu
penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti
bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan
pribadi karyawan tersebut.
Tulisan 3
Mengendalikan Fungsi Manajemen
**Definisi Mengendalikan atau Controlling**
Menurut para ahli Henri Fayol, pengendalian
adalah suatu usaha terdiri dari melihat segala sesuatu yang sedang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan
agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang.
Kemudian menurut EFL Breach, pengendalian juga memeriksa kinerja saat ini terhadap
yang telah ditentukan standar yang terdapat dalam rencana, dengan tujuan untuk
memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan. Sedangkan menurut Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk
memastikan bahwa perusahaan tujuan dan rencana dibuat untuk mencapai mereka
yang dicapai.
**
Langkah-Langkah dalam Control**
Langkah-langkah dalam pengendalian (control) yaitu:
1. Menentukan standar-standar yang akan
digunakan sebagai dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah
dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil
dengan standard dan menentukan penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika
terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
**
Tipe-Tipe Control dalam Manajemen**
Tipe-tipe pengendalian (control) dalam manajemen dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Pengendalian preventif (Prefentive control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategik dan perencanaan
strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational
control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan
pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini
pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur
kinerja yang telah ditetapkan.
** Control Proses
Manajemen**
Suatu proses pengendalian manajemen
melibatkan interaksi antar manajer dan manajer dengan bawahannya. Proses
pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut yaitu:
· Perencanaan Strategi. Perencanaan strategi
adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu
organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya
yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun
yang akan datang.
· Penyusunan Anggaran. Penyusunan anggaran
adalah proses pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya
dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu.
· Pelaksanaan. Selama tahun anggaran,
manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi
tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya menunjukkan dapat menyediakan
informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur
kinerja keuangan maupun nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
· Evaluasi Kerja. Prestasi kerja bisa dilihat dari efisien
atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sumber:
1. Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
2. sriherwindya.staff.uns.ac.id/files/2010/07/definisi.doc
6. Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
7. Riyanti, Dwi B.P, Hendro Prabowo. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
8. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-motivasi-teori-drive-reinforcement-teori-harapan/