Kelas : 2PA08
NPM : 18511041
KEPRIBADIAN
SEHAT
¨ Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Freud mengembangkan suatu teori
perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan
dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam
perilaku dan pikiran. Titik penting dari keinginan dan dorongan ini, menurut
teori psikoanalisa adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual,
dengan kata lain mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak
sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak
disadari” atau unconscious motivation
menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.
¨ Aliran Behavioristik
John B. Watson
(1878-1958) Watson menolak bahwa pikiran
sebagai subjek psikologi dan bersikeras bahwa psikologi dibatasi pada studi
tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat
diobservasi (atau yang secara potensial dapat diobservasi). Yang dipelajari
adalah perilaku yang dapat diamati, bukan kesadaran karena merupakan pengertian
yang meragukan (dubious).
Aliran perilaku
mempunyai 3 ciri penting:
1. Menekankan
pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen-elemen atau bangunan
perilaku.
2. Menekankan
pada perilaku yang dipelajari daripada perilaku yang tidak dipelajari.
Behaviorisme menolak kecenderungan-kecenderungan perilaku bawaan.
3. Ciri
ketiga dari behaviorisme difokuskan pada perilaku binatang. Menurut Watson,
tidak ada perbedan esensial antara perilaku binatang dan bahwa kita dapat
belajar tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan
binatang.
¨
Aliran
Humanistik
Abraham Maslow
(1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi Humanistik. Gerakan
ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan
memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi Humanistik
mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh
Psikologi Humanistik memandang behaviorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi
Humanistik mengarahkan perhatiannya pada
humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi
Humanistik, manusia adalah mahluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai
dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal
karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa
pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1) Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (the physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan
rasa aman (the safety needs/the security
needs)
3) Kebutuhan
rasa cinta dan memiliki (the love and
belongingness needs)
4) Kebutuhan
akan penghargaan (the self-esteem needs)
5) Kebutuhan
akan aktualisasi diri (the
self-actualization needs)
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dikatakan berhierarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut
dipenuhi apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah terpenuhi.
Menurut Maslow
psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat
manusia, selain mempelajari yang nampak, juga mempelajari perilaku yang tidak
nampak, mempelajari ketidaksadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Instropeksi
sebagai suatu metoda penelitian yang telah disingkirkan, harus dikembalikan
lagi sebagai metoda penelitian psikologi. (Walgito, B. 2002:78)
Ada empat ciri
psikologi yang berorirntasi humanistik, yaitu:
a) Memusatkan
pehatian pada person yang mengalami,
dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam
mempelajari manusia.
b) Memberi
tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,
aktualitasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan
reduksionistis.
c) Menyadarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d) Memberikan
perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu
(Misiak dan Sexton, 1998).
Sumber :
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Dwi B.P Riyanti, Hendro Prabowo,
Ira Puspitawati. 2000. Psikologi Umum 1.
Jakarta Universitas Gunadarma.