Kelas : 1PA09
NPM : 18511041
Dampak Positif dan Negatif Nuklir Terhadap
Manusia
Dalam dunia kesehatan
nuklir bagaikan dua buah sisi mata uang, dapat berefek positif maupun negatif.
Nuklir digunakan dalam dunia kesehatan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit sekaligus
dapat pula memberikan terapi. Henry Bacquerel penemu radioaktivitas telah
membuka cakrawala nuklir untuk kesehatan. Masyarakat kedokteran menggunakan
radioisotop Radium untuk pengobatan kanker, dan dikenal dengan Brakiterapi.
Meskipun kemudian banyak ditemukan radiosiotop yang lebih menjanjikan untuk
brakiterapi, sehingga Radium sudah tidak direkomendasikan lagi untuk digunakan.
Radioisotop untuk diagnosa penyakit memanfaatkan instrumen yang disebut dengan
Pesawat Gamma Kamera atau SPECT (Single Photon Emission Computed Thomography).
Sedangkan aplikasi untuk terapi sumber radioisotop terbuka ini seringkali para
pakar menyebutnya sebagai Endoradioterapi.
Nuklir
juga bisa menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Energi yang
dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik
semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Salah satu
bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water
reactor/PWR) yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di
dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh batang-batang
bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air
menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari
air dan dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik,
sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin
yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor. Untuk
menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300 derajat celcius)
tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100 derajat celcius dan tekanan 1 atm),
air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini
dinamakan reaktor air bertekanan.
Namun
disamping itu nuklir juga dapat memberikan efek negatif terhadap perkembangan
kesehatan manusia. Pada tanggal 11 Maret 2011 dunia dikagetkan dengan bencana tsunami
yang terjadi di jepang. Kini negeri yang memiliki kemajuan teknologi tinggi itu
juga diancam bahaya baru yakni radiasi nuklir. Akibat gempa dan tsunami,
pendingin nuklir tak lagi bekerja, hal inilah yang mengakibatkan nuklir nomor 1
di Fukushima meledak. Ancaman kontaminasi radioaktif pun menjadi pembicaraan
baru di Jepang. Untuk menghindari ancaman radiasi akibat ledakan nuklir
tersebut, pemerintah telah mengevakuasi warga dengan jarak radius 20 km dari
pusat ledakan. Selain itu warga Jepang diminta untuk tetap di rumah, mematikan
AC dan tidak meminum air langsung dari keran. Bagi warga yang hendak keluar
rumah, pemerintah menyarankan untuk memakai jaket dan baju yang menutupi
seluruh tubuh, mengenakan masker dan handuk basah guna mengurangi efek paparan
langsung dari radiasi. Selain menghimbau warganya, pemerintah Jepang juga telah
mengumpulkan yodium guna melawan penyakit radiasi. Investigasi terhadap dampak
ledakan ini juga terus diselidik.
Sebenarnya,
secara alami tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari
kerusakan sel akibat radiasi maupun zat kimia berbahaya lainnya. Namun, radiasi
pada tingkatan tertentu tidak bisa ditoleransi oleh tubuh, yang akan
mengakibatkan sindrom radiasi akut (Acute Radiation Syndrome). ARS
yang disebut juga keracunan radiasi ini memiliki beberapa gejala dan dampaknya.
·
Dampak
awal atau jangka pendek akibat radiasi tinggi di sekitar reaktor nuklir antara
lain adalah :
1. Mual
Muntah
2. Diare
3. Sakit
Kepala
4. Demam
Gejala
awal ini bisa berlangsung hingga beberapa hari. Setelah gejala awal hilang,
biasanya seseorang akan kembali bugar seperti tak terkena radiasi. Namun, tak
lama penderitaan awal itu akan kembali dengan level yang lebih parah.
·
Dampak
setelah terpapar radiasi nuklir selama beberapa hari di antaranya adalah :
1. Pusing, mata berkunang-kunang
2. Disorientasi atau bingung menentukan
arah
3. Lemah, letih dan tampak lesu
4. Kerontokan rambut dan kebotakan
5. Muntah darah
6. Tekanan darah rendah
7. Luka susah sembuh
·
Gejala
kronis alias jangka panjang dari radiasi nuklir umumnya justru dipicu oleh
tingkat radiasi yang rendah sehingga tidak disadari dan tidak diantisipasi
hingga bertahun-tahun. Beberapa dampak mematikan akibat paparan radiasi nuklir
jangka panjang antara lain adalah :
1. Kanker
2. Penuaan dini
3. Gangguan sistem saraf dan reproduksi
4. Mutasi genetik.
Kematian yang
diakibatkan rusaknya tulang sumsum, infeksi, atau pendarahan juga menjadi
akibat dari paparan radiasi nuklir jangka panjang.
Sumber :
http://gugling.com/2011/03/13/reaktor-nuklir-meledak-apa-bahayanya-bagi-manusi/