Npm : 18511041
Kelas : 1PA09
MINYAK BUMI
Dewasa
ini, minyak bumi merupakan sumber energi yang sangat penting. Bayangkan
bagaimana efeknya jika suatu saat minyak bumi habis dan kendaraan-kendaraan
yang ada sekarang seperti mobil, sepeda motor, truk, bus dan pesawat terbang
tidak berjalan lagi.
Minyak
bumi diperkirakan berasal dari sisa tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang kecil
terutama plankton-plankton yang tergenang dalam rawa-rawa atau air laut,
kemudian tertimbun oleh endapan-endapan lain. Lapisan-lapisan endapan ini
mengakibatkan penekanan-penekanan (kompresi) dan melalui perrubahan kimiawi
dalam waktu yang lama, berjuta-juta tahun, terjadilah minyak dan gas bumi. Jika
tekanan-tekanan itu disertai gerakan-gerakan, penekanan menjadi lebih besar
(misalnya, penekanan suatu lapisan yang semula tebalnya 12 meter menjadi 0,5
meter) sehingga terbentuk batu bara.
A.
Komposisi
Minyak Bumi
Minyak
bumi terdiri atas bermacam-macam senyawa terutama senyawa hidrokarbon. Selain
mengandung unsur C dan H, kadang-kadang minyak bumi juga mengandung belerang
(S), nitrogen (N) dan oksigen (O).
Tabel 1.1 Susunan Unsur Kimia dalam Minyak Bumi
(dalam % Massa)
Unsur
|
Minyak Mentah
|
Aspal
|
Gas Bumi
|
Karbon (C)
|
82-87
|
80-85
|
65-80
|
Hidrogen (H)
|
11-14
|
8,5-11
|
1-25
|
Belerang (S)
|
0,05-5,5
|
2-8
|
0-0,2
|
Nitrogen (N)
|
0,1-4
|
0-2
|
1-15
|
Oksigen (O)
|
0,1-4,5
|
-
|
-
|
Dari
tabel 1.1 terlihat bahwa minyak bumi terdiri atas 82-87% karbon dan selebihnya
hidrogen. Kadar belerang dapat meningkat sampai 2%, misalnya minyak bumi dari
Timur Tengah. Minyak bumi Indonesia kadar belerangnya rendah sekali.
Meskipun
minyak bumi terutama hanya tersusun dari kardon dan hidrogen, kedua unsur ini dapat
membentuk senyawa yang bermacam-macam. Pada umumnya, minyak bumi hanya
memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh, baik alifatik (alkana)
maupun siklik (sikloalkana).
B.
Fraksi
Minyak Bumi
Komonen-komponen
minyak bumi dipisahkan dengna cara distilasi bertingkat (distilasi berfraksi).
Distilasi bertingkat adalah penyulingan serta pengembunan kembali berbagai
macam cairan yang mempunyai titik didih berbeda-beda. Makin besar molekul
hidrokarbon, makin tinggi titik didihnya dan makin kecil molekul hidrokarbon,
makin rendah titik didihnya.
Proses
pemisahan berlangsung dalam suatu kolom distilasi bertingkat (kolom berfraksi)
yang mempunyai plate
(piringan-piringan) sebagai batas keseimbangan uap cair dengan jumlah tertentu
untuk setiap fraksi. Sebelum dimasukkan ke dalam kolom distilasi, minyak mentah
(cairan kental berwarna hitam) dimasukkan ke dalam tungku pemanas. Minyak
mentah dipanaskan dahulu dalam dapur (furnace)
pada temperatur 320-370°C, kemudian dimasukkan ke dalam kolom distilasi/fraksinasi.
Dalam kolom fraksinasi, minyak mentah yang
panas mengalami pemisahan dan masing-masing menyesuaikan diri sesuai sifat
fisiknya. Fraksi yang ringan ke atas dan fraksi yang berat ke bawah. Untuk
lebih sempurna dan memenuhi syarat perdagangan, di samping kolom fraksinasi
utama dibantu pula dengan kolom stripping
yang fungsinya identik.
Pada umumnya, fraksi bensin banyak
mengandung alkana normal (rantai lurus) dan alkana bercabang, tetapi hanya
sedikit mengandung senyawa aromatik. Sebaliknya, minyak pelumas dan residu
banyak mengandung senyawa aromatik daripada
alkana normal (alkana bercabang sudah hilang).
bercabang biasanya sudah hilang), sedangkan
sikloalkana dapat dikatakan konstan.
1. Fraksi
Gas
Fraksi
gas(sebelim mengalami pencairan) terutama tersusun dari metana (CH4), etana (C2H6),
propana (C3H10),
dan n-butana (C4H10). Campuran gas tersebut banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga
dan bahan mentah industri petrokimia yang menggunakan bahan organik
molekul-molekul kecil (C1-C2), misalnya urea. Fraksi gas dapat dimanfaatkan menjadi cairan yang disebut
elpiji (LPG = Liquified Petroleum Gas)
yang terutama terdiri atas propana, isobutana, dan n-butana.
Berbeda dengan gas alam dari hasil distilasi
minyak bumi, gas alam yang diperoleh dari sumber gas alam tersusun dari metana
dan sedikit etana. Gas alam dapat dicairkan pada temperatur -161°C
sehingga dikenal sebagai gas alam cair atau LNG (LNG = Liquified Natural
Gas).
2.
Fraksi
Bensin
Bensin merupakan fraksi distilasi yang
terpenting sebab paling banyak diperlukan untuk menggerakkan mesin-mesin mobil
atau motor. Bensin yang baik adalah bensin yang tidak menimbulkan
ketukan-ketukan, yaitu bensin yang banyak mengandung rantai cabang, misalnya
isooktana (2,2,4-trimetilpentana). Terjadinya ketukan-ketukan tersebut
disebabkan oleh kenaikan cepat pembakaran dengan tiba-tiba.
Sifat antiketukan dinyatakan sebagai angka
oktan. Makin tinggi angka oktan, makin sukar terjadi ketukan dan makin efisien
bahan bakar tersebut (jarak yang ditempuh per satuan volume makin jauh).
Sebaliknya,makin randah angka oktan, makin mudah terjadi ketukan dan makin tidak
efisien bahan bakar tersebut.
Isooktana (2,2,4-trimetilpentana) dinyatakan
mempunyai angka oktan 100, sedangkan n-heptana
berangka oktan 0. Angka oktan 80 berarti suatu bahan bakar yang bersifat
seperti suatu campuran 80% volume isooktana dengan 20% volume n-heptana. Sebagai bahan antiketukan
dipakai TEL (tetraethyl lead), Pb(C2H5)4. Disamping TEL, ditambahkan pula senyawa etilena
dibromida (C2H4Br2) atau etilena diklorida (C2H4CI2). Fungsi dari etilena dibromida (C2H4Br2) atau etilena diklorida (C2H4CI2) adalah untuk mengikat Pb pada pembakaran
membentuk timbal bromida atau timbal klorida yang mudah menguap dan kemudian
masuk udara. Timbale di udara berbahaya sebab jika masuk ke dalam tubuh dapat
mengumpul sehingga menimbulkan sakit kepala yang mengakibatkan kerusakan pada
otak, kebutaan, atau kematian. Bensin mengandung TEL sehingga bernilai oktan 80
lebih dikenal sebagai bensin premium,
sedangkan yang bernilai oktan 98 lebih dikenal sebagai bensin super.
Karena bensin mengandung Pb maka apabila ada
anggota tubuh yang terkena bensin segera dicuci dengan sabun. Mengingat bahaya
yang ditimbulkan pemakaian TEL maka diusahakan mencari bahan antiketukan yang
lain. Namun, usaha ini belum berhasil karena antiketukan lain tersebut dapat
menimbulkan pencemaran dalam bentuk lain.
3.
Fraksi
Keroksin
Dalam kehidupan sehari-hari, kerosin lebih
dikenal sebagai minyak tanah. Kerosin
oleh masyarakat banyak digunakan untuk bahan bakar dan penerangan. Kerosin juga
digunakan untuk bahan bakar mesin-mesin kapal terbang tertentu (Avtur = Aviation turbine kerosene).
4.
Fraksi
Solar
Minyak solar banyak digunakan untuk bahan
bakar mesin diesel (bus, truk, kereta api) dan bahan bakar dalam industri,
misalnya untuk pemanasan minyak mentah sebelum dipompakan ke dalam kolom
distilasi atau pada pembuatan uap air.
5.
Fraksi
Pelumas
Selain diguunakan untuk pelumas, fraksi ini
juga digunakan untuk pembuatan semir dan kosmetika.
6.
Fraksi
Residu
Salah satu produk terkenal dari fraksi ini adalah
aspal yang digunakan untuk pengerasan jalan. Kegunaan lain dari fraksi ini
antara lain untuk kain lantai, atap, dan cat pelindung.
C. Dampak
Pembakaran Bahan Bakar
Salah satu dampak pembakaran bahan bakar yang
berlebihan adalah pencemaran udara. Pencemaran udara atau polusi udara adalah
masuknya zat-zat asing ke udara atau meningkatnya konsentrasi salah satu
komponen udara dalam jumlah maupun batas waktu tertentu yang secara
karakterisik mengubah susunan udara normal sehingga mampu menimbulkan gangguan-gangguan
bagi kehidupan maupun benda0benda lain. Zat-zat yang menimbulkan pencemaran
disebut pencemar atau polutan. Dalam jumlah dan batas waktu
tertentu, setiap zat pencemar dapat mengakibatkan pengaruh bagi kehidupan.
Salah satu ukuran yang dapat dipakai untuk menunjukan batas banyaknya
bahan-bahan atau gas di udara yang belum berbahaya untuk kesehatan disebut
nilai ambang batas (NAB). NAB berfungsi sebagai indicator untuk sedini mungkin
mengetahui bahwa suatu lingkungan udara sudah mulai tercemari oleh suatu zat
yang dinyatakan sebagai NBA-nya.
Zat-zat hasil pembakaran bahan bakar yang
menimbulkan pencemaran udara antara lain partikulat, karbon monoksida (CO),
karbon dioksida (CO2), dan oksida belerang (SOx).
1.
Partikulat
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
pada kendaraan bermotor dan industri (asap pabrik) dapat menghasilkan
partikulat karbon dan gas karbon monoksida. Partikulat-partikulat karbon
seringkali mendorong tumbuhnya kanker. Jika partikulat tersebut terlalu banyak
maka dapat memengaruhi jumlah radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi.
Ini terjadi karena hamburan dan absorpsi cahaya oleh partikulat. Salah satu
akibatnya adalah mengurangi daya penglihatan yang sangat membahayakan pilot
pesawat terbang. Pengurangan jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi
mengakibatkan keseimbangan panas di atmosfer bumi terpengaruh sehingga dapat
memengaruhi iklim.
Pembakaran bensin juga menghasilkan senyawa
timbal (timbal bromida atau timbal klorida) yang beracun. Jika masuk ke dalam
tubuh, timbale sukar keluar sehingga kadar timbal dalam tubuh makin lama makin
banyak.
2.
Karbon
Monoksida (CO2)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sangat beracun. Akibat gas CO
bagi manusia sama dengan akibat kekurangan oksigen. Adanya gas CO sangat
mengganggu kerja hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hemoglobin bertugas
membawa oksigen yang diserap pari-paru dari udara.
Daya ikat Hb terhadap CO lebih besar daripada
terhadap O2 (±200 kalilebih kuat). Jika terdapat CO dan O2, hemoglobin akan mengikat CO membentuk CO-hemoglobin.
3.
Karbon
Dioksida (CO2)
Adanya karbon dioksida yang berlebihan di
atmosfer dapat menimbulkan fenomena yang disebut efek rumah kaca (green house effect). Istilah efek rumah
kaca diilhami dari rumah yang terdiri atas kaca berwarna hijau untuk
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di dalamnya meskipun musim dingin. Di dalam rumah
kaca tersebut, temperatur yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dapat
dipertahankan agar tetap hidup. Uap air dan karbon dioksida di atmosfer
berkelakuan sebagai tutup kaca dan rumah kaca sehingga mneghasilkan efek rumah kaca yang dapat
mempertahankan temperatur permukaan bumi.
Karbon dioksida dapat mengabsorpsi sinar
inframerah (Di daerah troposfer,H2O lebih bersifat dominan mengabsorpsi sinar
inframerah daripada CO2. Namun didaerah atmosfer, CO2 dan O2 sama-sama merupakan absorben yang kuat). Bumi
dapat memantulkan energi panas yang diterima dari matahari. Pantulan panas dari
bumi tersebut dikembalikan oleh gas CO2 ke permukaan bumi. Akibatnya, makin lama
bumi makin panas.
Saat ini sudah banyak sekali pembakaran bahan
bakar minyak yang dilakukan manusia sehingga dapat dibayangkan betapa banyaknya
gas CO2 yang dimasukkan ke udara. Banyaknya gas CO2 tersebut dapat menaikkan temperatur permukaan bumi. Hal itu dapat
mencairkan es-es di daerah kutub yang dapat berakibat naiknya permukaaan air
laut. Kenaikkan temperature permukaan bumi juga dapat memperbanyak penguapan
air yang berakibat mempertinggi curah hujan dan memyebabkan banjir.
4.
Oksida
Belerang (SOx)
Pada saat pembakaran minyak bumi, belerang
yang terdapat di dalmnya juga ikut teroksidasi membentuk oksida belerang.
Oksida belerang meliputi gas belerang dioksida (SO2) dan gas belerang trioksida (SO3). Gas belerang dioksida (SO2) merupakan gas yang tidak berwarna, berbau sengak dan tajam, berbahaya
bagi manusia, dan terdapat ±18% dari total polutan udara. Gas belerang
trioksida (SO3) merupakan gas yang reaktif. Di atmosfer, cenderung bereaksi dengan uap
air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang bersifat korosif. Jika asam tersebut
turun ke bumi bersama air hujan, maka terjadi hujan asam. Sifat asam dari air
hujan dapat merusak logam-logam, baja (rel kereta api, bagian-bagian gedung),
patung, candi, atau benda-benda lain yang terbuat dari batu terutama yang
mengandung CaCO3.
Selain berpengaruh terhadap benda-benda mati
seperti patung, hujan asam juga berpengaruh terhadap tanaman.
Pengaruh hujan asam terhadap tanaman, antara
lain :
a.
Kerusakan
pada jaringan sel-sel tanaman
b.
Menekan
laju pertumbuhan
c.
Mengakibatkan
stres pada proses penyerbukan dan reproduksi lainnya
d.
Proses
fiksasi nitrogen juga terhambat karena perkembangan nitrobakteria dalam tanah
mengalami gangguan
e.
Tambahan
unsur belerang dari air hujan pada tanaman dapat meningkatkan produktivitas
tanaman. Namun, pada kondisi yang demikian, tanaman sensitif terhadap cahaya.
Peningkatan jumlah cahaya yang diterima dapat mengakibatkan luka jaringan dan
akhirnya tanaman akan mati.
Hujan asam juga dapat mengganggu kehidupan
air, sebab air menjadi asam. Akibatnya, beberapa ikan seperti ikan salmon akan
mati.
5.
Dampak
Pengangkutan Minyak Bumi
Pengangkutan minyak bumi anternegara maupun antarpulau dengna kapal laut
dapat mengakibatkan pencemaran air. Pencermaran minyak pada air laut dapat mematikan
kehidupan yang ada di laut terumata berbagai jenis ikan. Hal ini juga sangat
merugikan para nelayan.
Sumber
:
Sentot
budi rahardjo. 2008. KIMIA Berbasis
EKSPERIMEN 1. Jakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.